Sabtu, 05 Maret 2011

Sains dan Teknologi




Fakta Mengerikan Seputar Perjalanan Angkasa
Banyak yang membayangkan perjalanan ke luar angkasa merupakan impian indah.
KAMIS, 13 JANUARI 2011, 00:11 WIB

Perjalanan astronot di luar angkasa tak selalu menggembirakan (nasa.gov)

VIVAnews - Anda bercita-cita untuk menjadi seorang astronot? Atau memimpikan ingin berjalan-jalan ke luar angkasa? Jangan melulu bayangkan hal yang indah-indah.


Seperti dikutip dari Discovery, 12 Januari 2010, ada beberapa fakta yang "menarik" seputar kepergian ke luar Bumi itu.

Bangkai Makhluk Hidup

Penelitian dan eksplorasi ruang angkasa telah mengorbankan sejumlah nyawa makhluk hidup, terutama hewan. Jika Anda mengira mengorbankan monyet dan anjing di lab-lab pengujian atas nama ilmu pengetahuan di Bumi, sudah cukup buruk, bayangkan hal ini.


Sejumlah misi luar angkasa awal melibatkan prosedur re-entri ke Bumi. Sayangnya, tidak seluruh pesawat ulang alik berhasil. Diperkirakan, kini banyak bangkai anjing dan simian, jenis monyet yang mirip dengan manusia, yang telah menjadi mumi terus mengorbit Bumi sampai saat ini.


Kebocoran Udara
Alexei Leonov merupakan kosmonot Rusia pertama yang berjalan di ruang angkasa pada tahun 1965 lalu. Sayangnya ia mengalami kebocoran udara dan bahan pakaian mengalami kaku yang tidak diantisipasi sebelumnya.


Kakunya material kostum memaksa ia berupaya kembali ke dalam kapsul dengan susah payah. Ia terpaksa harus menurunkan tekanan di dalam kostum dengan risiko bahan kostum itu menggencetnya ke dalam.


Belum selesai sampai di situ, Voskhod, pesawat yang ia tumpangi meleset dari jalur dan mendarat di pegunungan Ural. Ia terpaksa tetap tinggal di dalam kapsul ruang angkasa tersebut di dalam sampai pertolongan tiba. Di luar, serigala lapar sudah menunggu.


Toilet
Pada 5 Mei 1961, astronot Alan Shepard lebih memilih untuk kencing di celana di pesawat Freedom 7 yang ia tumpangi. Andrew Chaikin, penulis khusus luar angkasa mendeskripsikan, perjalanan ke orbit demikian mengerikan.


Ia menuliskan bahwa toilet di ruang angkasa hanyalah berbentuk pembungkus seperti topi dengan lapisan perekat di pinggirnya. Astronot perlu mengoleskan atau memberikan lapisan anti kuman setelah ia buang hajat.


Nasihat para astronot bagi yang terpaksa memenuhi panggilan alam adalah: telanjang, siapkan waktu sekitar satu jam, dan bawa tisu banyak-banyak. Lakukan secepat mungkin sebelum urin membeku.


Dekompresi Mendadak
Tiga orang astronot Soyuz 11 tewas saat pesawat itu melepaskan tekanan udara saat akan masuk kembali ke atmosfir. Tahun 1965, seorang teknisi dari Johnson Space Center, Houston, AS berhasil hidup dan menceritakan pengalaman serupa.


Saat ia berada di ruang vakum, kecelakaan terjadi dan secara tidak sengaja, kostum luar angkasa yang ia gunakan kehilangan tekanan. Sebelum ia kehilangan kesadaran, yang ia rasakan adalah sensasi lembab yang ia rasakan di lidah terasa seperti mendidih.


Tidak seluruh pakar sepakat seputar gejala dekompresi mendadak. Akan tetapi, beberapa kemungkinannya adalah daging yang membengkak, darah menguap, bola mata meletus, dan pecahnya paru-paru.
Anda masih tertarik untuk pergi ke ruang angkasa dalam waktu dekat?

Ini Gambar Langit Terbesar dalam Sejarah
Gambar raksasa ini adalah mozaik dari jutaan foto teleskop. Lihat juga videonya!
RABU, 12 JANUARI 2011, 12:39 WIB

Hasil survei Sloan Digital Sky Survey (SDSS) (Sloan Digital Sky Survey)

VIVAnews -- Astronom telah berhasil menyatukan gambar langit paling besar yang pernah dibuat manusia. Butuh 11 tahun untuk mewujudkannya, dan kabar baiknya, gambar ini segera bisa diakses dari komputer Anda.


Gambar raksasa yang diambil The Sloan Digital Sky Survey (SDSS) pada dasarnya adalah mozaik yang menyatukan jutaan gambar teleskop, terdiri dari 1,2 triliun piksel, meliputi sepertiga langit malam dan menangkap satu setengah miliar bintang dan galaksi.


Setiap titik kuning dalam gambar mewakili sebuah galaksi, jika titik itu diperbesar, akan terlihat struktur detil galaksi dan wilayah pembentukan  bintang.


Survei langit seperti yang dilakukan Sloan adalah bagian dari tradisi yang dihormati dalam bidang astronomi.


Survei SDSS dimulai 11 tahun lalu, pada tahun 1998, menggunakan kamera digital terbesar di dunia saat itu -- 138 megapiksel detektor gambar yang dipasang di  bagian belakang sebuah teleskop 2,5 meter yang terletak di Observatorium Apache Point di New Mexico.


Data dari gambar-gambar ini telah membantu proses identifikasi obyek kosmis. Data-data itu juga digunakan oleh astronom profesional dan proyek sains sipil seperti Galaxy Zoo, Google Sky dan World Wide Telescope.


Para ilmuwan akan menganalisa gambar untuk mempelajari bagaimana kita Galaksi Bima Sakti mencuri bintang-bintang dari galaksi lain yang telah mati. Juga untuk menganalisa bagaimana alam semesta terstruktur.


"Ini adalah salah satu karunia terbesar dalam sejarah ilmu pengetahuan," kata astronom dari New York University, Mike Blanton,  yang memimpin program data di SDSS III, seperti dimuat MSNBC, 11 Januari 2011.


Data-data yang dihasilkan SDSS III diharapkan menjadi referensi penelitian langit dalam beberapa dekade mendatang.

400 Orang Daftar Misi Berani Mati ke Mars
Perjalanan dari Bumi ke Mars diperkirakan hanya makan waktu 10 bulan.
RABU, 12 JANUARI 2011, 07:26 WIB

Ilustrasi permukaan Mars (fineartamerica.com)

VIVAnews - Planet Mars diproyeksi menjadi koloni manusia. Kelak, saat Bumi makin rusak dan tak bisa lagi dihuni. Untuk mewujudkan rencana itu, diperlukan sukarelawan yang berani menjadi perinti pertama di planet merah.


Perjalanan dari Bumi ke Mars diperkirakan hanya makan waktu 10 bulan, namun tak ada kesempatan untuk pulang.


Tak hanya menghadapi lingkungan Mars yang tak menentu, tanpa oksigen, tanpa air, sukarelawan juga harus siap menghadapi kondisi  keterasingan, jauh dari  Bumi dan manusia lainnya. Sebuah kondisi yang belum pernah  dihadapi sebelumnya dalam sejarah manusia.


Adakah orang yang nekat mengajukan diri untuk misi ke Mars? Ternyata ada.
Edisi khusus Journal Cosmology menjelaskan secara detil berapa dana yang dibutuhkan untuk sekali jalan ke Mars sekitar 20 tahun mendatang. Sebanyak 400 pembaca menawarkan diri menjadi sukarelawan.


Editor jurnal, Lana Tao mengaku terkejut dengan respon para pembaca. "E-mail yang berisi keinginan menjadi sukarelawan sangat mengejutkan. Awalnya kami mengira ini hanya gurauan, namun setelah menerima banyak surat elektronik yang dilengkapi kualifikasi personal, dan alasan mereka bergabung. Kami sadar, mereka serius," kata dia, seperti dimuat situs FoxNews.com.


Apa yang membuat orang-orang ini mau jadi sukarelawan ke Mars? "Aku punya keinginan untuk menjelajahi alam semesta sejak kecil, dan tahu persis seperti apa kerja roket," kata salah satu sukarelawan, Peter Greaves kepada FoxNews.com. Greaves adalah ayah dari tiga anak.


Greaves menambahkan, "Aku membayangkan kehidupan di Mars akan sangat menakjubkan, menakutkan, sepi, sempit, dan sibuk."


"Tak seperti di Bumi, aku tak bisa lagi duduk di tepi sungai, memandang takjub pemandangan alam, memeluk teman-temanku, menarik nafas dalam di udara yang segar. Tapi pengalamanku akan sangat berbeda dari 6 atau 7 miliar orang di Bumi...ini sepadan dengan apa yang kutinggalkan."


Juga ada di dalam daftar, programer komputer berusia 69 tahun, mahasiswa asal Texas, perawat berusia 45 tahun, pendeta Paul Gregersen, dan pastor Clarno Zion United Methodist Church.


Mereka menyatakan diri siap meninggalkan Bumi secara permanen.


"Sejalan dengan makin membludaknya manusia, satu-satunya hal yang masuk akal adalah mengeksplorasi kemungkinan manusia tinggal di tempat lain di alam semesta," kata pendeta Paul Gregersen.


"Aku punya firasat, masalah spiritual akan muncul di antara para kru. Para penjelajah awal di Bumi juga selalu membawa ulama."
Namun, psikolog yang bekerja untuk Badan Antariksa AS, NASA memperingatkan tak hanya persoalan spiritual yang akan dihadapi para perintis di Mars.


"Ini akan menjadi periode panjang keterisolasian dan kurungan," kata Albert Horrison yang telah mempelajari psikologis astronot sejak tahun 1970.


Ditegaskan dia, kehidupan di Mars tak akan seromantis yang dibayangkan. "Setelah suka cita peluncuran roket, dan sensasi menginjakkan kaki di Mars, akan sangat sulit untuk menghindari depresi. Semua hubungan dengan keluarga, teman, dan segala sesuatu yang akrab, terputus."


Setiap hari, tambah dia, akan berjalan membosankan. Meski dipersiapkan dan dibekali dengan baik dari Bumi, para kru tentu saja akan menghadapi permasalahan tak terduga, yang mungkin tak bisa diatasi.  "Satu per satu kru akan tua, sakit, lalu mati."


Horrison mengingatkan, harus ada dukungan publik dan juga politik dalam misi ini. Jika tidak, misi ini hanya akan berakhir dengan kematian.


Tak cukup modal nekatSiap mental dan berani mengajukan diri sebagai sukarelawan tentu saja merupakan hal yang baik. Namun, tak cukup modal nekat. Juru Bicara NASA, James Hartsfield merujuk pada syarat pengajuan aplikasi astronot yang diposting agen antariksa itu -- meski belum tentu NASA membiayai proyek ke Mars.


Untuk saat ini, persyaratan menjadi astronot adalah: punya gelar sarjana sains, teknik, atau matematika, punya pengalaman profesional.
Para astronot NASA juga harus menjalani 4 sampai 5 tahun pelatihan sebelum terlibat dalam misi luar angkasa. Pelatihan ini termasuk tes fisik yang intensif.


Para calon astronot juga harus mengikuti pelatihan pertahanan air militer sebelum memulai silabus terbang.

 Astronom Cilik 10 Tahun Temukan Supernova
Gadis cilik ini menjadi orang termuda yang menemukan supernova.
RABU, 5 JANUARI 2011, 07:30 WIB

Astronom cilik, Kathryn Gray (Canadian Press)

VIVAnews -- Usianya baru 10 tahun, namun Kathryn Gray telah mencatatkan namanya di dunia astronomi. Gadis cilik ini menjadi orang termuda yang menemukan supernova.


Di malam tahun baru, anak yang berasal dari Kanada ini menemukan supernova dengan magnitude 17 -- ledakan besar yang menandai kematian sebuah bintang, seringkali lebih besar dari Matahari. Bintang yang mengalami supernova akan tampak sangat terang, bahkan lebih bersibar dari semua galaksi.


Untuk mencari sebuah supernova, harus rajin menyisir lusinan gambar lama kolom bintang, membandingkannya dengan gambar yang baru. Penampakan supernova seperti titik terang pada kolom bintang.


Kathryn yang punya nama tengah 'Aurora', mempelajari gambar-gambar yang diambil sebuah observatorium amatir yang dikirimkan ayahnya, astronom amatir Paul Gray. Gambar-gambar itu diambil dari teleskop milik Cave Lane, mantan astronom di Nova Scotia.


Ia menemukan supernova, yang dijuliki  Supernova 2010lt, setelah empat kali mengamati 52 gambar dari layar komputer.


Lalu, "Kathryn menunjuk ke arah layar dan berkata: inikah? Aku berkata, ya, bagus," kata ayahnya, Kathryn seperti dimuat situs Daily Mail.


Supernova yang ditemukan berada di galaksi yang jauh, UGC 3378 yang terletak di konstelasi Camelopardalis -- sekitar 240 juta tahun cahaya dari Bumi.


Royal Astronomical Society of Canada (RASC) mengatakan Kathryn adalah penemu termuda. Penemuan ini dengan cepat dikonfirmasi oleh Persatuan Astronomi Internasional (International Astronomical Union).


"Sangat fantastis, anak semuda itu memiliki gairah dalam dunia astronomi. Ini adalah temuan yang luar biasa, kami sangat senang," kata Direktur Eksekutif RASC, Deborah Thompson.


Apalagi, supernova terakhir di galaksi kita terjadi beberapa ratus tahun lalu.


Kathryn mengaku ia berencana untuk terus memindai langit dan mencari supernova. Kata dia, itu hobinya.

Bola Api Hijau Misterius Melintasi Langit AS
"Yang bisa kupikirkan, hanya bayangan soal kiamat 2012 -- setelah kematian massal burung."
KAMIS, 13 JANUARI 2011, 11:39 WIB

Meteorit yang melintas di AS (Daily Mail-Bryan Bergon)

VIVAnews -- Sebuah bola api menakjubkan terlihat melintas di langit timur Amerika Serikat, Selasa 11 Januari 2011 malam. Saat menuruni Bumi, benda itu mengeluarkan kilat cahaya menyilaukan, menerangi malam.


"Aku melihat bola api raksasa jatuh dari langit," kata saksi mata Rodney Anderson seperti dimuat situs www.ksla.com.


Ia mengaku gugup saat itu. "Yang bisa kupikirkan, hanya bayangan soal kiamat 2012 -- setelah kematian massal ikan dan ribuan bangkai burung jatuh dari langit."


Gambaran tentang bola api besar yang melintas juga datang dari pasangan Bruce dan Beverly Faulkne. Mereka mengaku melihatnya saat membelokkan mobil menuju pekarangan mereka di Mississippi.


"Sebelum aku berbelok dengan sempurna, benda itu sudah menghilang," kata Bruce yang mendeskripsikan meteorit yang ia lihat seukuran mobil SUV dan memiliki ekor berwarna oranye.


"Kami pikir jika 10 kaki lebih rendah,  bola api itu bisa membakar gudang pertanian milik kami atau apapun," kata Bruce Faulkne.
Badan Meteorologi setempat mengaku menerima lusinan telepon soal penampakan cahaya misterius di langit.


Sementara, Randle Drane, Direktur Manajemen Darurat di Copiah County, Mississippi, mengatakan, tak hanya melihat kilatan cahaya, warga juga melaporkan mendengar suara ledakan.


"Pasukan pemadam kebakaran dan sukarelawan pergi mencari tahu apa yang terjadi, tapi mereka pulang dengan tangan kosong," kata Drane, seperti dimuat Daily Mail.


Apa benda mistrius itu? Pejabat setempat mengatakan bahwa sinar misterius yang bisa terlihat dari Oklahoma sampai Florida itu diduga kuat adalah meteorit.


Diduga kuat batu luar angkasa itu mungkin mengandung tembaga, itu berdasarkan kesaksian beberapa saksi yang melaporkan melihat semburat hijau terang dari meteorit itu.


Seorang astronom amatir, Bryan Bergon sempat mengabadikan meteorit tersebut. Ia sedang mengamati konstelasi Orion saat tiba-tiba terlihat cahaya terang di langit.


Sementara, Kantor Sheriff  Sebastian County  di Arkansas mengatakan meteorit diduga kuat menghantam wilayah di dekat Poteau Mountain, Oklahoma sekitar pukul 20.30 waktu setempat.


Dr. Alexander Ruzick dari Portland State University mengatakan meteorit adalah hal yang biasa yang bisa terjadi di seluruh dunia.


Pada 8 Oktober 2009, meteorit juga 'mampir' di Bone, Sulawesi Selatan.


Menurut perkiraan Badan Antariksa AS, NASA, asteroid yang meledak di Bone berdiameter 10 meter dengan kekuatannya tiga kali bom atom yang meluluhlantakkan Hiroshima atau 50 ribu ton TNT (bahan pembuat bom). Asteroid Bone adalah salah satu yang terbesar yang pernah diobservasi.


Beruntung, asteroid itu tak menyebabkan kematian dan kehancuran massal. Menurut ahli astronomi, Peter Brown dari University Western Ontario, Canada, kehancuran tak terjadi karena meledak pada ketinggian  15 sampai 20 kilometer di atas permukaan bumi.

Ini Foto Karya Satelit Pertama Buatan RI
Satelit Lapan-Tubsat diluncurkan pada 10 Januari 2007. Foto erupsi Merapi jadi prestasi.
RABU, 19 JANUARI 2011, 06:01 WIB

Foto erupsi Merapi yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat (LAPAN)

VIVAnews - Empat tahun lalu, tepatnya pada 10 Januari 2007, satelit mikro yang dikembangkan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerja sama dengan Universitas Teknik Berlin diluncurkan ke angkasa dari Pusat Antariksa Satish Dhawan, India.


Satelit pertama RI itu dinamakan Lapan-Tubsat. Ia berbentuk kotak dengan berat 57 kilogram dan dimensi 45 x 45 x 27 centimeter.


Meski kecil, tugas satelit ini tak bisa dianggap remeh. Lapan-Tubsat digunakan untuk melakukan pemantauan langsung situasi di Bumi seperti kebakaran hutan, gunung berapi, banjir, menyimpan dan meneruskan pesan komunikasi di wilayah Indonesia, serta untuk misi komunikasi bergerak.


Satelit ini berorbit polar atau mengelilingi bumi dengan melewati kutub. Satelit tersebut melewati wilayah Indonesia sebanyak dua kali per hari.


Selama empat tahun, Lapan-Tubsat telah menghasilkan berbagai video pemantauan bencana misalnya gunung meletus, pemantauan kebakaran hutan, dan pemantauan perkembangan jembatan Suramadu.


Yang membanggakan, hingga saat ini Lapan-Tubsat masih mengorbit. Ini di luar perkiraan. "Ini merupakan hal yang luar biasa bagi sebuah satelit mikro karena banyak satelit semacam ini hanya berusia dua tahun," kata Deputi Bidang Teknologi Dirgantara Lapan, Soewarto Hardhienata, dalam rilis yang diterima VIVAnews, Selasa 18 Januari 2011.


Jika tak ada anomali, Lapan-Tubsat diperkirakan masih terus beroperasi selama beberapa tahun mendatang.


Salah satu prestasi Lapan-Tubsat adalah dapat mengambil gambar letusan Gunung Merapi pada 2010.


Saat itu, satelit-satelit penginderaan jauh milik negara-negara maju, tidak dapat mengambil gambar gunung itu karena seluruh wilayah udara di Merapi tertutup awan akibat erupsi.


"Inilah kelebihan Lapan-Tubsat. Satelit ini dapat digerakkan, sehingga mampu ’melirik’ dari sisi samping wilayah yang ingin dilihat. Pada satu hari itu, hanya Lapan-Tubsat yang berhasil melihat Merapi dari 650 kilometer di atas permukaan bumi," kata Kepala Bidang Teknologi Ruas Bumi Dirgantara Lapan, Chusnul Tri Judianto. 


Ingin tahu seperti apa hasil karya Lapan-Tubsat? Lihat foto di bawah ini:


Erupsi Merapi 05-11-2010 (Lapan-Tubsat)
Gambar erupsi Merapi yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat


Erupsi Merapi 05-11-2010
Gambar erupsi Merapi yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat (2)


Kawah Merapi 24 Mei 2007 (Lapan-Tubsat)
Kawah Merapi 2007 yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat


Erupsi Bromo 28 November 2010 (Lapan-Tubsat)
Foto Erupsi Bromo yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat
Bandara Biak 29 Agustus 2010 (Lapan-Tubsat)
Foto Bandara Biak yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat


Kepulauan Maluku Utara 2 Mei 2010 (Lapan-Tubsat)
Kepulauan Maluku Utara yang diambil Satelit  Lapan-Tubsat


Tangkuban Perahu 28 April 2009 (Lapan-Tubsat)
Tangkuban Perahu yang diambil dari Satelit Lapan-Tubsat
(umi)

Tempat Paling Ekstrim di Tata Surya
Fenomena serupa dengan yang terjadi di Bumi namun dengan skala yang jauh lebih dahsyat.
SABTU, 22 JANUARI 2011, 00:35 WIB

Kilat di planet Saturnus terlihat sampai di luar atmosfir. (NASA / JPL / Space Science Institute)

VIVAnews - Sistem tata surya kita merupakan tempat berbagai kondisi ekstrim. Dalam bukunya yang berjudul The 50 Most Extreme Places in Our Solar System, David Baker dan Todd Ratcliff memaparkan di mana saja tempat-tempat yang paling unik hingga mengerikan di tata surya.


Badai Tercepat
Awan badai berkecepatan hingga 600km/jam telah terjadi di planet Jupiter selama hampir 345 tahun sejak pertama kali berhasil diamati pada tahun 1665.


Palung Samudera Terdalam
Europa, salah satu bulan milik planet Jupiter memiliki palung samudera terdalam di tata surya. Kedalamannya diperkirakan mencapai 100km atau 10 kali lipat palung Mariana, titik terdalam di planet Bumi.

Kawasan Volkanik Terpadat

Io, salah satu bulan yang juga milik planet Jupiter, merupakan tempat dengan tingkat aktivitas vulkanik tertinggi di tata surya. Seluruh permukannya bulan itu dipenuhi oleh gunung berapi aktif.


Petir Terhebat
Sambaran petir atau kilat di planet Saturnus berkekuatan hingga 1.000 kali lipat petir yang terjadi di bumi.


Durasi Siang-Malam Terkacau
Hyperion, salah satu bulan yang dimiliki planet Saturnus berotasi secara tidak beraturan. Dampaknya, rotasi tersebut mengakibatkan waktu siang dan malam di bulan itu tidak pernah sama tiap harinya.


Hujan Termewah
Para peneliti mengungkapkan teori paling menarik. Diperkirakan, reaksi kimia yang terjadi di atmosfer Planet Uranus dan Neptunus akan menghasilkan hujan berlian di seluruh permukaan planet.


Tempat Terpanas
Suhu permukaan yang mencapai 460 derajat celcius menjadikan planet Venus sebagai planet yang paling panas di tata surya. Sebagai gambaran, planet Merkurius, planet terdekat dengan Matahari, suhunya sangat bervariasi namun tak sampai setinggi suhu Venus. Di kawasan terpanas Merkurius, suhunya hanya mencapai 426 derajat celsius.


Gunung Tertinggi
Gunung Olympus di planet Mars adalah gunung api tertinggi di tata surya. Ketinggiannya mencapai 27 ribu meter atau 3 kali lipat tinggi gunung Everest yang ada di planet Bumi.


Ngarai Terbesar
Planet Mars memiliki ngarai terbesar di tata surya, kedalamannya diperkirakan mencapai sekitar 10 ribu meter atau hingga 6 kali lipat kedalaman ngarai Grand Canyon di Amerika Serikat. Berikut foto: Tempat Paling Ekstrim di Tata Surya. (NASA, Edliadi)

Bumi Akan Punya Dua Matahari Selama Seminggu
Betelgeuse, bintang raksasa berjarak 640 tahun cahaya dari Bumi, sekarat. Ia akan meledak.
MINGGU, 23 JANUARI 2011, 00:18 WIB

Perbandingan Betelgeuse dengan bintang raksasa lain. Pada skala ini ukuran Matahari hanya 1 piksel. (nightsky.ie)

VIVAnews - Untuk periode beberapa pekan di akhir tahun ini, planet Bumi akan memiliki dua buah “Matahari”. Ini terjadi ketika salah satu bintang paling terang yang biasa hadir di malam hari meledak.


Supernova, atau ledakan bintang itu akan menghadirkan pertunjukan cahaya yang paling terang sejak pertamakali planet Bumi terbentuk.


Menurut prediksi Brad Carter, dosen fisika senior dari University of Southern Queensland, Australia, cahayanya akan sangat terang sampai-sampai malam akan menjadi seperti siang hari selama satu atau dua minggu.


Sumber cahaya itu adalah Betelgeuse, yang berada di konstelasi Orion, berjarak 640 tahun cahaya dari Bumi. Bintang merah super raksasa ini sedang menuju akhir hayatnya dan akan meledak.


“Saat ia meledak, ia akan terbakar dengan sangat terang dan Bumi akan tampak seperti memiliki dua buah Matahari,” kata Carter, seperti dikutip dari Daily Mail, 22 Januari 2011.


Namun demikian, belum dapat dipastikan kapan bintang itu akan meledak. “Jika Betelgeuse tidak meledak di akhir tahun ini, bisa jadi bintang itu baru akan meledak beberapa juta tahun ke depan,” ucapnya.

Ditemukan, Planet Terpanas di Jagad Raya
Suhu permukaan Planet WASP-33b atau HD15082 ini mencapai 3.200 derajat Celcius.
JUM'AT, 28 JANUARI 2011, 13:44 WIB

Planet WASP-33b atau disebut juga HD15082. (NASA/ESA)

VIVAnews -- Kemajuan astronomi menguak satu demi satu rahasia langit. Berbagai temuan dihasilkan: di antaranya sejumlah planet mirip Bumi, lubang hitam (black hole), atau galaksi terbesar.


Para ilmuwan juga telah menemukan planet yang diselubungi gas yang dinamakan WASP-33b atau disebut juga HD15082. Dan belakangan terungkap, ini adalah planet paling panas yang pernah ditemukan. Bayangkan, suhu permukaan eksoplanet ini sampai 3.200 derajat Celcius atau lebih dari setengah suhu permukaan Matahari yang mencapai 6.000 derajat Celcius.


Permukaan planet yang membara ini diketahui dari orbitnya yang dekat bintang mirip Matahari yang suhunya sampai 7.160 derajat Celcius. Letaknya 380 tahun cahaya di konstelasi Andromeda.


Para astronom kali pertamanya menyadari eksistensi Planet WASP-33b pada tahun 2006, setelah beberapa kali mengobservasi fase redup bintang induknya.


Ini menyebabkan planet yang besarnya 4,5 kali ukuran Yupiter itu mengorbit bintangnya kurang dari 7 persen dari jarak antara Merkurius ke Matahari. Sangat dekat. Planet WASP-33b menyempurnakan orbitnya setiap 29,5 jam.


Berdasarkan hasil studi yang dipimpin Alexis Smith dari  Keele University, Staffordshire, emisi thermal WASP-33b ditemukan menggunakan kamera inframerah di teleskop William Herschel di  Canary Islands.


Terkuak, temperatur planet itu 9.00 derajat Celcius lebih panas dari planet berpredikat 'terpanas' sebelumnya di Galaksi Bima Sakti, yaitu WASP-12b. Planet tersebut  berada 600 tahun cahaya dari Bumi hanya punya waktu 10 juta tahun lagi sebelum terbakar habis.


Jaraknya yang dekat dengan bintangnya, membuat WASP-12b mencapai suhu 2.300 derajat Celcius. Sekali mengorbit, planet ini memerlukan waktu 1.1 hari.
Planet WASP-33b  atau disebut juga HD15082.


Asteroid Apophis Bukan Pertanda Kiamat
Astronom Rusia memperkirakan Apophis akan menabrak Bumi pada 13 April 2036.
JUM'AT, 4 FEBRUARI 2011, 10:13 WIB

Asteroid Apophis yang ditemukan pada 19 Juni 2004 (UH/IA)

VIVAnews - Keberadaan asteroid Apophis sudah diketahui sejak penemuannya pada 19 Juni 2004. Juga bahwa ia melintas dekat dengan Bumi.


Namun, baru-baru ini muncul sebuah laporan mengejutkan dari Rusia. Para astronom Rusia memprediksi asteroid Apophis akan menabrak Bumi  35 tahun mendatang. Tepatnya 13 April 2036.


Seperti dimuat RIA Novosti, Profesor Leonid Sokolov dari St Petersburg State University memperkirakan, pada 13 April 2029, Apophis akan mendekat Bumi dengan jarak 37.000 hingga 38.000 kilometer. Dan akhirnya menabrak Bumi di tanggal yang sama di tahun 2036. Badan Antariksa Rusia pun  telah mengantisipasi hal ini.


Pernyataan ilmuwan Rusia didasarkan atas prediksi bahwa batu luar angkasa sepanjang 270 meter, atau lebih dari dua kali panjang lapangan sepak bola, akan melintasi apa yang disebut sebagai lubang kunci gravitasi saat melintas dekat Bumi pada 2029.


Jika memang Apophis melewati 'lubang kunci' saat berdekatan dengan Bumi, diperkirakan Apophis akan kembali dan bisa memukul Bumi pada 13 April 2036.


Namun, Badan Antariksa Amerika Serikat membantah, bahwa itu berarti kiamat bagi Bumi.


"Secara teknis, apa yang dikatakan ilmuwan Rusia benar. Bahwa mungkin Apophis akan menabrak Bumi," kata kepala objek dekat Bumi NASA, Donald Yeomans, seperti dimuatSpace.com. Namun ditambahkan dia, kesempatan itu kecil, 1:250.000.


Dijelaskan Yeomans, situasi pada 13 April 2029, Apophis memang berada di dekat Bumi -- sekitar lima kali jari-jari Bumi. "Memang cukup dekat, namun kami sudah mengeyampingkan asteroid itu bakal menabrak Bumi saat itu," kata Yeomans.


Juga, kemungkinan Apophis melewati 'lubang kunci' yang lebih kecil dibandingkan besaran asteroid itu sangatlah kecil.


Skrenario yang lebih mungkin adalah, Apophis akan berada dalam jarak yang relatif dekat dengan Bumi pada akhir 2012 dan awal 2013. Saat itu pergerakannya akan terus diamati oleh teleskop Bumi dan sistem radar canggih.


Jika diperkirakan asteroid itu berdampak destruktif atau merusak, NASA akan membuat skema penyelamatan Bumi. Tujuannya,  mengubah orbit asteroid -- mengurangi kemungkinan tubrukan pada 2036 sampai titik nol.


Kata Yeomans, ada beberapa cara untuk mengubah orbit asteroid. Yang paling sederhana, mengirimkan pesawat ruang angkasa menuju batu langit yang meluncur itu. Teknik yang sama digunakan pada 4 Juli 2005 lalu saat pesawat Deep Impact ditabrakan ke komet, Tempel 1.  (umi)
• VIVAnews

  AS Luncurkan Satelit Mata-Mata NROLL-66
Satelit mata-mata ini akan melakukan metode baru dalam pengumpulan data-data intelijen AS.
SENIN, 7 FEBRUARI 2011, 10:54 WIB

NROLL-66, satelit mata-mata AS yang baru saja diluncurkan (Spaceflightnow.com)


VIVAnews - Sebuah roket yang mengangkut satelit mata-mata dengan kode nama NROLL-66, baru saja diluncurkan di Amerika Serikat, Minggu 6 Februari 2011 waktu setempat.
Roket Minotaur 1 meluncur mulus dari pangkalan angkatan udara AS Vandenberg, setelah sebelumnya mengalami pengunduran dari jadwal yang direncanakan sebelumnya, Sabtu yang lalu.
Seperti dilansir dari situs LA Times, Roket yang ditenagai bahan bakar padat itu membawa muatan rahasia milik National Reconnaissance Office (NRO).
"Saya sangat bangga dengan hasil kerja dari tim besar ini atas keberhasilan peluncuran roket," ujar Kolonel Richard Boltz, Komandan Wing Space ke-30, yang sekaligus menjadi pemimpin misi.
Menurut NRO, roket ini membawa pesawat yang akan melakukan tugas riset dan pengembangan untuk NRO. Namun lembaga pengintaian nasional AS itu tak memberikan keterangan lebih detil tentang peluncuran ini. Namun, situs Space.com mengatakan, satelit ini akan menguji cara baru pengumpulan data-data intelijen melalui luar angkasa. 
Melalui misi ini, NRO tengah menguji teknik dan metode baru untuk peningkatan pengumpulan data intelijen AS, walaupun belum diketahui apa teknik baru yang dimaksud. Tapi data mengenai ukuran satelit, atau sensor apa yang tengah dibawa oleh satelit mata-mata itu hingga kini masih menjadi misteri.
Roket Minotaur sendiri adalah salah satu roket terkecil yang diluncurkan dari landasan Vandenberg. Roket ini memiliki tinggi sekitar 16 meter. Roket itu mampu menerbangkan muatan berbobot 580 kg ke orbit rendah bumi.
Ini merupakan misi ke-20 Minotaur sejak pertama kali mulai meluncur pada tahun 2000. Setelah misi ini, misi Vandenberg selanjutnya adalah peluncuran roket Taurus yang rencananya akan membawa satelit observasi milik NASA, pada 23 Februari mendatang. (hs)


Berapa Lama Umur Matahari?
Matahari kita sendiri sudah menjalani sekitar separuh dari hidupnya dan akan meredup.
KAMIS, 10 FEBRUARI 2011, 11:41 WIB

Tergantung ukurannya, bintang bisa hidup hingga 10 miliar tahun. (ESO| Telegraph)

VIVAnews - Umur setiap bintang berbeda-beda, tergantung berapa besar ukuran bintang tersebut. Sebuah bintang seperti Matahari memiliki umur sekitar 10 miliar tahun. Adapun bintang yang memiliki berat 20 kali lipat lebih banyak dari Matahari, hanya hidup sekitar 10 juta tahun saja.


Seperti dikutip dari Life’s Little Mysteries, 10 Februari 2011, bintang memulai hidupnya sebagai awan padat yang terdiri dari gas dan debu. Setelah bintang terbentuk, ia membakar hidrogen menjadi helium.


Setelah hidrogen mulai habis terbakar, tahap pembakaran berikutnya mulai berlangsung yakni pembakaran helium menjadi elemen yang lebih berat.


Jika bintang memiliki ukuran yang tidak terlalu besar, atau hanya beberapa kali lipat ukuran Matahari, bintang tersebut lama-kelamaan akan menjadi bintang putih kerdil atau biasa disebutwhite dwarf.


Jika bintang tersebut memiliki ukuran jauh lebih besar, pertama-tama ia akan meledak ke dalam, lalu meledak kembali ke luar dalam sebuah ledakan supernova. Lalu, bagaimana dengan Matahari kita?
Evolusi Matahari
Menggunakan teknik pemodelan komputer yang disebut Stellar Evolution and Nucleocosmochronology, Matahari yang juga merupakan sebuah bintang sama seperti bintang lainnya, sudah berusia 4,57 miliar tahun. Saat ini, ia sudah menjalankan sekitar separuh hidupnya di mana saat ini, reaksi fusi nuklir di inti Matahari mengubah hidrogen menjadi helium.


Berhubung Matahari tidak memiliki massa yang cukup untuk meledak seperti sebuah supernova, dalam tempo 5 miliar tahun ke depan, saat hidrogen miliknya habis, ia akan menjadi bintang merah raksasa lalu kemudian akan menciut. (hs)

Komet Tempel 1 Dekati Satelit NASA
Meski tidak sampai bersinggungan, komet akan melintas dengan jarak yang sangat dekat.
JUM'AT, 11 FEBRUARI 2011, 18:32 WIB

Komet Tempel 1 yang tengah mendekati satelit ruang angkasa Stardust-NExT milik NASA. (www.space.com)

VIVAnews - Tepat pada 14 Februari 2011, satelit ruang angkasa Stardust-NExT milik NASA akan bersinggungan dengan komet Tempel 1. Meski tidak sampai bertabrakan, akan tetapi keduanya akan melayang dengan jarak yang sangat dekat, hingga 199,5 kilometer saja.


Pertemuan Stardust-NexT dengan Tempel 1 tersebut merupakan kali kedua, komet itu menghampiri satelit ruang angkasa. Pertemuan pertama terjadi pada 4 Juli 2005 lalu. Ketika itu, satelit Deep Impact milik NASA berhasil melontarkan sensor ke arah Tempel 1 sambil mengamatinya.


Komet Tempel 1 sendiri merupakan komet berukuran 7,6 x 4,9 kilometer. Ia mengorbit Matahari dengan periode 5,52 tahun. Disebut Tempel 1 karena ia ditemukan pertamakali oleh Wilhelm Tempel, astronom yang bekerja di Perancis pada 3 April 1867.


Berikut foto: Komet Tempel dekati Satelit NASAyang diambil oleh Deep Impact.


Menurut Joe Veverka, ilmuwan dari Jet Propulsion Laboratory, California, Amerika Serikat, Stardust-NExT sudah mulai mengirimkan gambar-gambar yang diambil pada 18 Januari 2011 saat komet itu berjarak 26,2 juta kilometer dan 19 Januari 2011 ketika jaraknya tinggal 25,4 kilometer.

Astronom Temukan Lubang di Matahari
Lubang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan kawasan di sekelilingnya.
SELASA, 15 FEBRUARI 2011, 13:06 WIB

Lubang terlihat lebih gelap dibandingkan dengan kawasan di sekelilingnya. Lubang ini memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar. (space.com)

VIVAnews - Sebuah satelit ruang angkasa telah mendeteksi dua lubang berukuran besar di Matahari. Lubang ini diyakini menjadi jalan bagi material dan gas milik bintang itu untuk keluar ke alam bebas.


Lubang yang disebut sebagai ‘coronal hole’tersebut merupakan celah di antara medan magnet Matahari. Celah itu melubangi lapisan atmosfir luar yang super panas – disebut juga dengan corona – sehingga memungkinkan gas panas dari inti Matahari terlepas ke luar.


Lubang itu terdeteksi oleh satelit Hinode yang khusus memantau aktivitas Matahari. Adapun kedua lubang tersebut terdeteksi dari foto-foto yang diambil pada 1 Februari lalu.


Pada gambar yang ditangkap, lubang terdapat di bagian tengah atas di dekat kutub Matahari, adapun lubang lain berada di bagian bawah. Lubang juga terlihat lebih gelap dibanding bagian lain dari Matahari. Namun ada alasan untuk itu.


“Suhu lubang itu relatif dingin dibandingkan dengan kawasan aktif di sekelilingnya. Temperatur lebih dingin itu membuat lubang tampak lebih gelap di gambar,” kata juru bicara NASA, seperti dikutip dari Space, 15 Februari 2011.


Hinode Solar Observatory merupakan satelit pemantau milik Jepang yang telah mengamati bintang tersebut sejak diluncurkan pada tahun 2006 lalu. Satelit itu didesain untuk mempelajari medan magnet Matahari untuk membantu ilmuwan dalam memahami bagaimana energi disebarkan melalui lapisan berbeda milik atmosfir Matahari.


Misi pemantauan yang dilakukan Hinode sendiri merupakan misi gabungan antara Japan Aerospace Exploration Agency, Japan’s National Astronomical Observatory, NASA dan European Space Agency. (umi)

Letusan Bintik Matahari Dekati Bumi Siang Ini
Letusan ini adalah suar matahari terbesar dalam 4 tahun terakhir.
JUM'AT, 18 FEBRUARI 2011, 11:18 WIB

Foto letupan matahari yang diambil dari satelit NASA (AP Photo/NASA)

VIVAnews - Letusan bintik matahari lagi-lagi menghantui penduduk di Bumi. Menurut Solar Dynamics Observatory milik NASA, siang ini, atau sekitar tengah malam waktu setempat, letusan bintik matahari terbesar akan menyambangi Bumi. Ini adalah suar matahari terbesar dalam empat tahun terakhir.


Letusan itu, atau dikenal dengan istilah coronal mass ejection (CME), terpancar sejak Senin 14 Februari 2011, pukul 8:56 pm waktu setempat. Ia dikategorikan sebagai letusan Class X2.2, jenis ledakan yang terparah.


Letusan bintik matahari ini mengikuti jejak letusan Class M sebelumnya, yang mana besarnya hanya sedang atau medium, dan beberapa ledakan berdaya rendah Class C seminggu sebelumnya.


CME bergerak dengan keadaan terbakar ke arah Bumi dengan kecepatan sekitar 900 km per detik. Meski kedatangannya tidak pernah diharapkan, CME diperkirakan akan sampai ke Bumi pada pukul 10 malam, waktu setempat.


"Ini adalah letusan bintik matahari terbesar pada siklus matahari saat ini," papar Solar Dynamics Observatory NASA dalam keterangan resmi yang dikutip dari TG Daily, Jumat 18 Februari 2011.


Observatorium NASA menangkap gambar ledakan itu dalam gelombang ultraviolet yang relatif ekstrim sepanjang 193 Angstrom, walaupun alat SDO agak kewalahan untuk menangkap kilatan cerah.


Menurut NASA, suar matahari akan menimbulkan efek yang nyata pada penduduk Bumi ketika sampai ke permukaan atmosfer. Bukan tidak mungkin jika transmisi radio dan sistem GPS akan lumpuh. Begitu pun arus listrik.


Radiasi terbesar akan dirasakan para astronot yang tengah berada di International Space Station (stasiun ruang angkasa), tak terkecuali penumpang dan awak pesawat.


Namun, sebagai partikel bermuatan besar menabrak atmosfer Bumi, ada kemungkinan menimbulkan cahaya terang dari garis Utara ke Selatan yang bisa dilihat dengan mata telanjang. Sayangnya, NASA tidak menyebutkan secara spesifik daerah negara bagian mana yang akan dapat melihat fenomena alam ini.

Bintang Baru Lahir di Galaksi Tetangga
Teleskop Hubble mengabadikan foto-foto fantastis.
SABTU, 19 FEBRUARI 2011, 06:10 WIB

Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841 (space.com)

VIVAnews - Teleskop ruang angkasa Hubble kembali menangkap gambar fantastis. Kali ini, gambar yang ditangkap tidak berada di galaksi tata surya melainkan galaksi tetangga kita, NGC 2841. Galaksi ini merupakan salah satu galaksi terdekat yang sengaja dipilih untuk meneliti pembentukan bintang.


Foto menakjubkan yang baru dirilis oleh badan ruang angkasa NASA itu memperlihatkan sebuah galaksi besar dengan taburan bintang-bintang kecil berwarna biru layaknya batu permata. Fantastis.


Gambar ini diambil dengan instrumen baru teleskop Hubble, yakni Wide Field Camera 3 (WFC3). Dengan kemampuan yang dimilikinya, NASA berhasil menangkap gambar secara detail bahkan sampai memperoleh komposisi warna biru solid pada permukaan bintang.


Sekadar diketahui, galaksi berbentuk spiral, yang lebih dikenal dengan sebutan NGC 2841 ini terletak di konstelasi Ursa Major, sekitar 46 juta tahun cahaya dari Bumi.


Bintang Baru Lahir di Galaksi NGC 2841Sebelumnya, jika ingin melihat gambar dengan resolusi lebih besar, Anda bisa mengunjungilink berikut ini.


Jika diamati, cahaya bintang paling terang terpusat di tengah galaksi. Sementara cahaya spiral adalah debu yang menjadi siluet limpahan bintang paruh baya.


Objek samar-samar berwarna merah jambu pada gambar merupakan emisi nebula. Hal ini menandakan bintang tersebut benar-benar baru saja lahir.


Peneliti mengatakan, foto NGC 2841 di atas adalah bagian dari studi baru bagi ilmuwan untuk memahami dan mempelajari pembentukan bintang di alam semesta. Para ilmuwan akan mengamati lingkungan yang berbeda di sekitar galaksi tersebut untuk menjawab beberapa pertanyaan kunci.


"Para astronom tidak mengerti, misalnya, bagaimana sifat pembibitan bintang sehingga variatif sesuai dengan komposisi dan kepadatan gas yang ada. Mereka juga bahkan tidak tahu apa yang memicu pembentukan bintang pertama kali," kata peneliti, yang dikutip VIVAnews dari Space.com, Sabtu 18 Februari 2011.


Saat ini, WCF3 digunakan para astronom untuk mempelajari wilayah pembentukan bintang. Target observasi adalah gugusan (cluster) bintang dan galaksi serta tingkat kelahiran bintang di galaksi aktif. Misalnya, seperti Messier 82 hingga galaksi kurang aktif seperti NGC 2841. (umi)

Mimas, Bulan Milik Saturnus
Mimas merupakan bulan terdekat ke Saturnus. Diperkirakan ia terdiri dari air yang membeku
SENIN, 21 FEBRUARI 2011, 15:14 WIB

Mimas, bulan milik planet Saturnus. (NASA/ JPL/ Space Science Institute)

VIVAnews - Mimas merupakan bulan terdekat milik planet Saturnus yang permukaannya didominasi oleh kawah. Saking banyaknya, bulan ini tampak seperti bintang mati.


Bulan ini juga terkenal karena memiliki kawah yang berukuran sepertiga dari ukuran bulan tersebut. Kawah itu, disebut dengan Herschel Crater, berukuran lebar 140 kilometer. Padahal, diameter Mimas sendiri hanya 396 kilometer.


Menurut astronom, jika obyek yang menabrak Mimas berukuran lebih besar atau menabrak dengan kecepatan yang lebih tinggi, Mimas bisa jadi sudah hancur berkeping-keping. Membentuk bulan baru atau tercecer menjadi cincin baru milik Saturnus.


Cassini, pesawat pembawa teropong luar angkasa milik NASA, pada 13 Februari 2010 lalu berhasil terbang mendekati Mimas dengan jarak hanya 9500 kilometer. Saat berada di jarak terdekat tersebut, Cassini mengambil gambar-gambar permukaan Mimas dan mengirimkannya ke Bumi.


Berikut ini foto: Mimas, Bulan Milik Saturnus yang berhasil ditangkap oleh Cassini.


Mimas sendiri merupakan benda angkasa yang memiliki kepadatan rendah, hanya 1,17 kali lebih padat dibanding air cair. Menurut astronom, data tersebut mengindikasikan bahwa bulan itu terdiri dari air yang membeku dan hanya sedikit mengandung bebatuan. Diperkirakan, Mimas memiliki suhu permukaan -299 derajat Celcius.

Robot NASA Gagal Tuntaskan Misi Luar Angkasa
Robonaut R2 dibuat oleh NASA dan General Motor dalam waktu 15 tahun.
SELASA, 1 MARET 2011, 11:37 WIB

Robonaut 2 robot humanoid pertama di antariksa (Space.com)

VIVAnews - Robot humanoid milik NASA, yang menandai perjalanan luar angkasa pertamanya bersama misi terakhir pesawat ulang alik Discovery Sabtu silam, dilaporkan telah gagal menjalani misinya berjalan di stasiun ruang angkasa atau international space station (ISS).


Demikian dikabarkan NASA usai menerima laporan langsung dari ISS, yang dikutip VIVAnews dari Computer World, Selasa 1 Maret 2011.


Dua astronot NASA, Steve Bowen dan Alvin Drew, baru saja menyudahkan misi ruang angkasanya pada hari Senin ketika robot humanoid itu berhenti bekerja sesampainya di pesawat kubah 7 jendela.


Padahal, astronom membawanya untuk membantu mereka menginstal ekstensi ke pusat listrik (power cable). Para astronot juga memerlukan bantuannya ketika memindahkan modul pompa seberat 800 pound (setara 362 kilogram) untuk sebuah platform eksternal di mana ia akan "menumpang" untuk kembali ke Bumi pada misi selanjutnya. Namun, kedua misi itu gagal dilakukan.


Bowen dan Drew, yang telah menjalani misi ke-200 sebagai astronot, juga dijadwalkan untuk menginstal kamera di rangka eksternal dan membubuhkan dua ekstensi ke trek sepanjang rangka. Namun, misi ini belum diselesaikan.


Pesawat ulang alik milik NASA, Discovery, telah tiba di ISS atau stasiun ruang angkasa, Sabtu 26 Februari 2011. Ini merupakan kali terakhir pesawat berawak itu mengangkut manusia ke luar angkasa sejak Agustus tahun 1984.


Discovery membawa enam awak astronot dalam misi terakhirnya. Dipimpin oleh Steve Lindsay, pesawat yang telah menjalankan 38 misi itu mengangkut pilot Eric Boe, Alvin Drew, Michael Barratt, Nicole Stott, dan Steve Bowen.


Mereka membawa robot yang menyerupai fisik manusia. Bernama Robonaut R2, ia dibuat oleh NASA dan General Motor dalam waktu 15 tahun. Nantinya, ia akan melakukan pekerjaan-pekerajaan yang berisiko tinggi bagi manusia, terutama berjalan di luar angkasa.

Letusan Bintik Matahari Kacaukan Bumi
Suar matahari dikabarkan sempat mengacaukan frekuensi radio telekomunikasi di Bumi.
SELASA, 1 MARET 2011, 14:44 WIB

'UFO' di sekitar Matahari (http://sohowww.nascom.nasa.gov)

VIVAnews - Sekitar dua pekan lalu, letusan bintik matahari dikabarkan mengarah ke Bumi. Dampak suar matahari itu dilaporkan sempat mengacaukan jaringan radio telekomunikasi di seluruh dunia.


Perkiraan kerusakan telekomunikasi itu disimpulkan berdasarkan efek letusan bintik matahari yang pernah terjadi. Dalam empat tahun terakhir, sebuah suar matahari yang sangat kuat telah membuat badai cuaca yang hebat. Selama ini badai itu kerap mengganggu jaringan telekomunikasi di Bumi.


Hal itu diungkapkan Profesor Daniel Baker, seorang ahli cuaca ternama asal University of Colorado, seperti dimuat oleh Cellular News, sekitar awal pekan lalu.


"Selama beberapa tahun terakhir, sejak awal abad 20, matahari cukup tenang. Tapi sekarang ia memuntahkan miliaran ton partikel, dan memicu badai geomagnetik di medan magnet Bumi. Muntahan partikel sekuat itu mampu menyebabkan gangguan telekomunikasi, sistem navigasi penerbangan, dan arus listrik," jelas Baker.


"Letusan matahari itu juga menganggu keamanan para astronot, dan awak pesawat," tandas profesor yang pernah menjabat Ketua Komite National Research Council 2008 dengan hasil riset bertajuk "Severe Space Weather Events".

Galaksi Bima Sakti Disesaki 50 Miliar Planet
"Ada begitu banyak lautan planet di luar sana yang bisa dieksplorasi."
RABU, 2 MARET 2011, 14:04 WIB

Galaksi Bimasakti (Corbis)

VIVAnews - Galaksi Bima Sakti ternyata dipenuhi oleh sedikitnya 50 miliar planet.
Kesimpulan itu diperoleh para ilmuwan yang bekerja pada teleskop antariksa pemburu planet, Kepler, milik Lembaga Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat, NASA.
Hingga kini, teleskop Kepler memang belum bisa menemukan seluruh planet tersebut. Baru ada sekitar 1.235 kandidat planet yang ditemukan. Namun, angka 50 miliar muncul dari hasil perkiraan terbaik para ilmuwan berdasarkan data awal yang mereka miliki. 
Pesawat luar angkasa, Kepler, yang diluncurkan sejak Maret 2009 adalah 'observatorium' paling rumit yang pernah ada. Teleskop luar angkasa itu didedikasikan untuk mempelajari planet alien alias planet-planet yang berada di luar tata surya.
"Saya sangat senang karena kami menemukan begitu banyak kandidat planet," ujar William Borucki, Principal Investigator, Kepler, kepada situs Space.com.
"Ini artinya ada begitu banyak lautan planet di luar sana yang bisa dieksplorasi," tutur Borucki, pada ajang tahunan American Association for the Advancement of Science
Dari 1.235 kandidat planet yang telah ditemukan Kepler, 54 planet dikategorikan memiliki potensi sebagai planet goldilock atau habitable (planet yang mungkin bisa didiami oleh manusia). 
Sementara itu, untuk galaksi Bima Sakti secara keseluruhan, ilmuwan memperkirakan ada sekitar 500 juta planet habitable, dari sekitar 50 miliar planet yang ada. (art)





Terkuak, Misteri Matahari Kembar di China
Matahari kembar terlihat di langit China. Menurut ilmuwan, ini bukan rekayasa dan langka.
MINGGU, 6 MARET 2011, 07:29 WIB

Foto matahari kembar di China (beforeitsnews.com)

VIVAnews -- Sebuah video yang menayangkan penampakan Matahari kembar di langit China menghebohkan dunia maya. Salah satu Matahari berwarna oranye, lainnya lebih kuning dan nampak lebih tinggi.


Apa yang sebenarnya terjadi? Situs sains, Life's Little Mysteries menanyakan fenomena tersebut pada astronom dari University of Illinois, Jim Kaler.


Menurut Kaler, penampakan Matahari ganda adalah efek dari refraksi atau pembiasan optikal. Namun, tambah dia, "ini sangat langka."


"Saya meragukan bahwa fenomena itu rekayasa komputer," kata Kaler. "Pasti ada semacam gumpalan atmosfer di suatu tempat yang mengakibatkan fenomena spektakuler itu. Ini memang nampak seperti fatamorgana," tambah dia.


Fatamorgana biasanya terjadi saat cahaya terbias. Biasanya terjadi dekat horison, di mana udara lebih tebal, dan selaras secara vertikal di atas atau di bawah sumber cahaya asli - bukan di sebelahnya, seperti dalam video. Menurut Kaler, perbedaan itu mungkin ketika potongan atmosfer berada di depan Matahari dan menciptakan efek khusus.


Meski luar biasa, penampakan Matahari kembar ini sebelumnya pernah terjadi. Juga penampakan Bulan kembar. Seperti yang tertera dalam buku "Light and Color in the Outdoors" karya astronom Marcel Minnaert.


Sementara, sejumlah ilmuwan ahli optikal atmosfer lain yang dihubungi Life's Little Mysteries mengaku belum pernah melihat fenomena seperti yang ada dalam video tersebut.


"Ini bukan fenomena optik biasa yang sering kita lihat," kata Grant Perry, ilmuwan atmosfer dari University of Wisconsin. "Saya bertanya-tanya sendiri, apakah ini disebabkan lensanya. Namun, jika itu yang terjadi gambar akan ikut bergerak jika kamera bergerak," kata Perry. "Tapi itu tidak terjadi."


Dalam hal optik, ia mengatakan," Anda bisa mengasumsikan ada partikel es atau sesuatu di atmosfer yang selaras sedemikian rupa sehingga membiaskan Matahari pada sudut yang sangat kecil, tapi hanya ke satu arah."


Beberapa efek optik atmosfer pernah dijelaskan secara sains sebelumnya seperi, sun dog, fatamorgana senja (sunset mirages), pilar matahari (sun pillars), dan halo Matahari. Namun apa penampakan dalam video itu tidak masuk dalam definisi apapun. "Ini sangat menarik," kata Kaler.


Lihat video tentang Matahari kembar China di sini.